BONTANG – Kampung Wisata Malahing, bermula dari sebuah desa kecil di atas laut yang berjarak 3 kilometer dari Kelurahan Bontang Kuala, kini menjadi destinasi wisata yang menarik perhatian banyak orang. Desa ini hanya dapat dicapai melalui jalur laut dari pelabuhan kecil di Jembaran, dengan perjalanan sekitar 15 menit menggunakan kapal kecil.
Nasir, Ketua Rukun Tetangga (RT), menceritakan bagaimana awalnya Desa Malahing hanya berisikan satu pondok yang dibangunnya bersama kakak iparnya. Pondok tersebut dibangun untuk memudahkan mereka pulang setelah mencari ikan di laut.
Seiring berjalannya waktu, dia bersama kakak iparnya mengambil inisiatif untuk membangun pondok di lokasi yang memungkinkan perahu berlabuh tanpa harus berjalan jauh dari tepi pantai Pulau Malahing. Akhirnya, mereka menemukan lokasi yang kini menjadi desa wisata Malahing.
25 tahun sejak pondok pertama kali didirikan, pada tahun 2023 Desa Malahing meraih Penghargaan Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata. Tentu saja, pencapaian ini tidak terjadi dengan cepat.
Upaya Nasir dalam menggerakkan masyarakat untuk menjaga kebersihan dan membangun infrastruktur pariwisata telah membuahkan hasil, menjadikan desa ini tujuan wisata yang populer di Kalimantan Timur.
Meskipun demikian, masih ada tantangan seperti akses air bersih dan listrik yang terbatas. Desa Malahing menggunakan tenaga listrik dari panel surya komunal berkapasitas 30 Kilo Watt Peak (KWP) yang mampu melayani kebutuhan 74 Kepala Keluarga (KK) serta berbagai fasilitas umum seperti masjid, sekolah, dan restoran terapung.
Pemerintah setempat merencanakan untuk menyambungkan Desa Malahing ke jaringan PLN dalam waktu dekat, namun panel surya tetap menjadi identitas dan alternatif ramah lingkungan bagi desa ini.
Masa Depan Malahing dalam Pariwisata
Potensi wisata Malahing semakin berkembang, dengan persiapan sertifikasi wisata snorkeling yang sedang dilakukan. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk inisiatif Nasir dan rencana pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur, menjadikan Malahing sebagai contoh sukses pengembangan wisata berkelanjutan di Indonesia.
Editor Topik Borneo
